Bernama Gilang Langgeng, anak lelaki usia 12 tahun yang tubuhnya semakin mengurus dan memucat. Gilang merupakan anak ke-2 dari 4 bersaudara dari pasangan Sunardi dan Suyanti yang tinggal di sebuah rumah kontrakan di Jalan Rengas Besar No.13 Rt 014 –Rw 02, Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Gilang saat batuk dan mengeluarkan lendir kedalam toples yang berisi karbol. Dalam satu hari, dua buah toples terisi penuh dengan lendir, dahak dan bercak darah. |
Penyakit TB Paru (Tuberculosis) dan Bronkiektasis mulai merenggut kebahagiaan Gilang sejak bulan Oktober 2010, sejak saat itu Gilang menghentikan kegiatan belajar di sekolah. Penyakit itu terus dan terus menggerogoti paru-paru sebelah kanan. Sesekali, disusul dengan batuk darah.
Gilang sudah tiga kali dirawat di Rumah Sakit Fatmawati. Pertama pada bulan Oktober 2010 selama 1 minggu, disusul pada bulan November 2010 selama 1 minggu dan terakhir pada bulan januari 2011 selama 3 minggu dengan total pengeluaran sebesar Rp. 8.300.000. Biaya tersebut sudah mendapat keringanan 50% dari Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) yang dikeluarkan oleh dinas kesehatan.
Sampai sasat ini, setelah menjalani perawatan terakhir di Rumah Sakit Fatmawati, Gilang harus menjalani medical check up setiap hari senin di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Sekali medical check up ibunda Gilang yaitu Suyanti harus mengeluarkan uang kurang lebih Rp.200.000, itu sudah mendapat keringanan 50% dari Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).
Suyanti, ibunda Gilang |
Seluruh biaya rawat di rumah sakit dan medical check up di atas mungkin terdengar kecil bagi sebagian orang yg berpenghasilan lebih. Namun bagi keluarga Gilang adalah cerita yang lain, dengan penghasilan ayahnya sekitar Rp1.200.000 /bulan. Penghasilan tersebut belum dipotong biaya sewa rumah sebesar Rp. 500.000, biaya Sekolah Lintang (kakak perempuan Gilang), biaya sekolah Furkon (adik lelaki Gilang) , biaya hidup Zahra (adik perempuan Gilang yang berusia 3.5 tahun), biaya untuk makan dan biaya berobat Gilang.
Namun Gilang masih harus menghadapi satu proses untuk penyembuhan, yaitu operasi pengangkatan luka-luka di paru-paru sebelah kanan. “saya sudah habis-habisan untuk biaya pengobatan Gilang. Ya walaupun mendapat keringanan 50% dari SKTM, saya masih bingung mencari uang dari mana untuk membayar sisanya,” ucap Suyanti.
Sebuah ironi yang menorehkan luka bagi keluarga Gilang. Sebuah luka yang penuh dengan keihkhlasan, ketabahan dan kegigihan Orangtua Gilang yang berjuang untuk mengumpulkan kembali kepingan nafas-nafas Gilang yang berserakan.
Terima kasih atas bantuan dari kawan-kawan, kini Gilang dalam perwatan di Rs Persahabatan untuk dilakukan tindakan Bronkoskopi pada hari Kamis, 31 maret 2011.
Kini sebuah do'a begitu berarti untuk kebaikan Gilang
Terima kasih,
Yoppy Pieter - Prabu Klana Swadana